^^

Senin, 08 April 2013

Antara Kecantikan dan Kesyukuran..


Cantik… Hmm, siapa sich yang g’ kepengen. Berwajah cantik, kulit putih, badan tinggi semampai bak peragawti, pakai pakaian yang indah, beehh pasti tuch jadi impiannya para (hampir semua) wanita di dunia. Namun tak semua orang yang di anugerahi nikmat sempurna seperti itu oleh Allah-termasuk saya pastinya. Ada yang terlahir dengan beberapa kekurangan, tinggi tapi tidak cantik, cantik tapi berbadan gempal, atau bahkan juga cacat ikut menyertai. Hmm, begitulah Allah menciptakan, selalu terdapat 2 sisi yang berbeda. Tidak akan ada kata Cantik jika tidak ada yang “tidak Cantik” (untuk tidak menyebut buruk rupa). Pada dasarnya kecantikan tidak dapat di definisi, ia mengikuti persepsi setiap orang.

Buat kamu-kamu yang punya wajah cantik dan berbadan ideal, patutlah kamu bersyukur atas kelebihan yang kamu miliki. Sedangkan buat yang berwajah pas-pasan tak perlu risih dan iri hati, karena pasti Allah telah menitipkan kelebihan yang mungkin tak di miliki oleh yang berwajah cantik sekalipun.

Menjadi cantik juga belum tentu menjamin kebahagiaan lho, seperti halnya berwajah pas-pasan juga tidak selalu menyedihkan. Banyak kasus, wanita cantik lebih banyak di goda dan membuat tergoda para lelaki sehingga bisa terjadi kriminalitas dibandingkan dengan yang berwajah biasa saja (dengan pengecualian). Dan yang pasti kecantikan lahiriah pasti kan memudar seiring waktu.
Tapi di jaman sekarang jika ingin cantik gampang aja sih, yang penting punya duit, maka salon kecantikan siap melayani sesuai keinginan. Kecantikan lahiriah bisa saja dimanipulasi, tapi bagaimana dengan kecantikan batiniah/hati atau kerennya disebut Inner Beauty. Nah ini dia yang terpenting sebenarnya yang harus dimiliki oleh para kaum perempuan. Jika seseorang memiliki kecantikan batiniah, maka kecantikan itulah yang aka memancar diwajahnya mengalahkan kecantikan lahiriah yang terkadang tidak bertahan lama.

Masalah jodoh, masalah cinta dan juga rasa, biarlah Allah saja mengaturnya untuk kita. Karena meskipun kita berwajah cantik, pas-pasan ataupun cacat sekalipun, yakinlah Allah pasti telah menyediakan pilihan terbaiknya untuk kita.

So, jauhkan pikiranmu dari yang namanya berburuk sangka dan iri hati. Tetap istiqomah menjalani hidup dan semangat menggali kelebihan yang kamu miliki. Dan yang pasti tetaplah mensyukuri nikmat Allah yang telah di anugerahkan kepadamu, apapun itu….

Hunting Photo


Ini dia beberapa foto hasil jepretan sendiri.....

yang tukang ngedit si dede endut, adik gue..


 Ngambilnya dadakan di kebun orang samping kampus ^^ with Ria_

Kalo yang ini, sepeda Onthel-nya Mbah kung yang jadi model, xixix...

Jumat, 18 Januari 2013

Buka Hati


Kubuka hati mendengarkan dengan jiwa
Setiap keluh setiap kata dari mereka
Apakah benar aku telah memberikan yang terbaik
Bersedia berkorban waktu, tenaga, pikiran
Bahkan harta dan jiwa untuk berjuang bersama mereka???
Sudah cukupkah perhatian dan kasih sayang yang tercurah u/ menjadi semangat??
Tersadar menilik kembali diri ini
Sudah luruskah niat yang terucap?
Keikhlasan u/ semua yang dilakukan
Tanpa tercampur setitik kesombongan dan riya’ di hati..
Maaf, mungkin aku bukan yang terbaik
Tapi kuterus berusaha memberikan yang terbaik..

Senin, 31 Desember 2012

Segenggam Gandum dan Sekerat Daging


Pagi ini, mendung dan dingin semakin membekas ditulang-tulang. Alhamdulillah, segenggam gandum dan sekerat daging telah terpanggang diperapian, disamping air yang selalu mewadah di perut-perut kerontang kami dan mengalir di kerongkongan yang menyuarakan takbir-takbir kami.
“Beruntung sekali. Dari mana segenggam gandum dan sekerat daging itu?”
“Amru kecilku telah mencurinya dari gudang Israel.”
“Mencuri?”
“Iya.”
“Tidakkah engkau takut dosa?”
“Sebenarnya aku mengambil hakku. Ladang-ladang kita telah ludes oleh rampasan Israel.”
“Lalu, kenapa hanya segenggam saja yang diambil?”
“Untuk segenggam saja, Amru kecilku harus terengah-engah. Tujuh lapis dinding gudang dan lima orang pasukan Israel terlalu gagah untuk dia.”
Mereka mengangguk, saling berpandangan dan menahan pedih yang tercekat di hati mereka sambil mengingati putra-putria mereka yang tak boleh lemah dan menyerah. Juga untuk istiqomah yang harus selalu mereka kucurkan untuk lelaki dan buah hatinya, “Jangan pulang Nak! Ibu tidak akan menerimamu jika ketakutanmasih merajai hatimu!”
Mereka menghela nafas panjang.
“Di manakah Amru kecilmu sekarang?”
“Ia tengah pergi menyunting kekasihnya.”
“Ha? Siapakah, di manakah kekasih hatinya ada?”
“Bidadari di surga Allah..”
………
Tanpa sadar, saya menitikkan airmata ketika membaca sepenggal kisah anak palestina ini dalam sebuah buku. Alhamdulillah, kisah tersebut rupanya telah lebih dari cukup bagi saya untuk mengetahui jawaban atas cinta yang belum saya dan mungkin teman-teman pahami. Cinta kepada jihad.
Selama ini, kepedulian pada jihad dan keberpihakan atas perjuangan dalam perang melawan kezaliman memang tidak cukup menggunung. Padahal jihad memiliki kedudukan yang mulia, yang tidak kalah dengan kedudukan mencintai orang tua. Mungkin hal ini terjadi karena perjuangan itu seringkali tidak di depan mata sehingga tidak dapat dirasakan dalam sesaat. Begitupun opini yang dikemas media, tak cukup memberi informasi yang mampu mendongkrak nurani kita. Yang kita tahu, palestina adalah semata-mata tempat orang perang. Bahkan, mungkin ada yang beranggapan palestina adalah tempat berperang orang-orang Islam Fundamentalis.
Melalui kisah ini, semoga kita dapat belajar tentang cinta. Cinta yang special pada jihad, setelah kita meletakkan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Terlalu mudah mungkin belajar mencintai dengan cara demikian. Tidak seperti para pejuang itu, yang membuktikan cintanya dengan pengorbanan jiwa.
Suatu saat nanti, mari kita membuktikan cinta yang seperti mereka,…..
Wallahu a’lam bish shawwab.

(Panggilan Rindu Dari Langit)

Tahun Baru..


Pergantian tahun selalu disambut meriah. Entah apa yang bikin orang happy banget menyambut tahun baru. Riuhnya suara terompe, petasan gemerlap kembang api yang harganya bisa menutupi biaya sekolah anak sekampung, pawai kendaraan yang bebas tilang polisi, seolah tidak mengenal kesusahan beruntun yang menimpa rakyat Indonesia.
Untuk siapa dan untuk apa ya sukaria itu?
Bersenang-senang tentu tidak salah, tapi jangan mubazir. Husnuzhonnya sih, semua yang bergembuira ria menjelang pergantian tahun, tentu bahagia karena tahun yang penuh musibah akan segera berlalu. Tapi coba ingat deh, bahwa yang berganti sebenarnya Cuma kalender doing. Harinya tetap sama, senin sampai ahad. Lingkungan yang kita tinggali masih sama, banyak banjir, barang-barang mahal dan cari kerja susah. Nggak bakal ada perubahan yang menyenangkan kalau setiap anak bangsa tidak belajar dari kesulitan yang telah lalu. So, buang jauh-jauh ‘Topeng Sukaria’ di akhir tahun. Menangis lebih layak kita lakukan karena seabrek kelalaian masih saja kita kerjakan.

v  Jika Tak Ingin Bencana Mampir Lagi
Menyikapi pergantian tahun, terutama tahun hijriah yang penuh semangat hijrah Rasulullah SAW, ada baiknya kita koreksi diri lagi sudah benarkah kita dalam menapaki tahun-tahun yang silih berganti.
Dari Abdullah bin Umar RA berkata :
“Rasulullah SAW menghadap kearah kamiseraya bersabda :
“Wahai kaum Muhajirin, ada lima hal yang aku berlindung diri kepada Allah SWT agar kalian tidak menjumpainya, (1) tidaklah menyebar perbuatan keji (zina) pada suatu kaum hingga mereka terang-terangan melakukannya melainkan mereka akan ditimpa wabah-wabah penyakit dan kelaparan yang belum pernah menimpa orang-orang sebelum mereka. (2) tidaklah suatu kaum yang mengurangi takaran (dalam Jual-beli) melainkan mereka akan ditimpa paceklik, sulit mendapatkan makanan dan jahatnya penguasa. (3) tidaklah suatu kaum yang enggan mengeluarkan zakat dari harta mereka melainkan akan terhalang air hujan dari langit, kalau saja bukan karena (ada) binatang niscaya tidak diturunkan hujan. (4) tidaklah suatu kaum mengingkari janji melainkan Allah SWT akan menguasakan atas mereka musuh-musuh yang bukan dari golongan mereka, mereka mengambil sebagian harta yang ada ditangan mereka. (5) dan selama pemimpin-pemimpin mereka tidak menerapkan hukum Allah SWT dan memilah-milih apa yang Allah SWT turunkan dalam kitab-Nya, niscaya Allah SWT akan menjadikan saling berkeras-kerasan di antara mereka.” (HR Ibnu Majah dan Al-Hakim)
Subahanallah, apa yang disampaikan Rasulullah diatas, ternyata kejadian bener di Negara kita. Semua terbukti 100%. Tapi sayangnya, bukti yang terjadi kebanyakan bukti jeleknya.
So, bagaimana menurut temen-temen sekalian, apakah semua bencana itu kan berhenti? Tentu tidak, jika masing-masing dari kita masih selalu memikirkan apa yang terbaik untuk diri sendiri. Jika semua pejabat masih berkoar “demi kepentingan rakyat”, padahal demi kepentingan perutnya, teguran Allah akan terus datang.
Walaupun kita bukan pejabat, bukan penguasa, atau bukan pemegang kebijakan, tapi mencegah bencana dengan meninggalkan apa yang ditakuti oleh Rasulullah tadi wajib kita lakukan. Mencegah bencana, baik kecil atau besar, manfaatnya bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang banyak di sekeliling kita. Joseph Campbell mengatakan, “pada saat kita berhenti berpikir tentang diri kita sendiri, kita sebenarnya tengah mengalami perubahan hati nurani yang sungguh heroic.”


Sabtu, 22 September 2012

Aku... (hanya) Akhwat Biasa


aku.. hanya seorang akhwat biasa.
ya, aku hanya seorang akhwat biasa..
yang mencoba berperang melawan zaman..
mencoba mencari ladang dakwah disetiap langkah..
mencoba menjadi para mujahiddah terdahulu....







aku memang bukan seorang Siti Khadijjah, yang anggun dengan limpahan hartanya..
aku juga bukan fatimah, yang lembut tutur kata dan prilakunya...
aku bukan seorang Aisyah, yang mengukir kecintaan nabi dengan keceriaan dan akhlakul karimahnya...
aku bukan seorang Siti hajar dan Maryam,, yang bertahan dalam kesengsaraan..
akupun bukan seorang Nasibah, yang mampu mengibaskan pedang untuk membela sang Rasulullah...
Aku hanya akhwat biasa, yang mencoba tangguh berdiri kokoh...
mungkin tak kaya, mungkin tak lembut, mungkin tak selalu ceria,dan mungkin tak mampu berjuang, dan mungkin tak sabaran...

sejak awal aku memang akhwat biasa,
bukan dengan rambut tergerai indah,, aku hanya mencoba mengulurkan hijab semampuku untuk menjaga diriku, kehormatanku..
tak dengan seuntai kalug bertahta berlian,,aku hanya mencoba meraih mutiara cintaNya dengan dzikrullah...
tak dengan sebilah pedang untuk berperang,,aku hanya mencoba memperluas pengetahuanku untuk tegak membela agamaNya dengan Qur'anul kariim....
tak dengan harta dan tahta,, aku hanya mencoba berjihad ditengah kesederhanaan dengan mengamalkan ukhwah....


aku hanya seorang akhwat biasa..
yang mencoba mengukir prestasi lewat tulisan,
yang mecoba mencari ladang dakwah disetiap tempat yg kusinggahi..
yang mencoba bertahan dalam pencarian jati diriku..
yang mencoba berjalan dalam ketidakmampuan..
yang coba berperang dengan kesederhanaan...


ukhtifillah,,
aku emmang bukan akhwat lembut,
atau akhwat yang bertutur halus,,
tapi percayalah,
aku mencoba menjadi tangguh,, tetap dengan kecintaanku padamu karena Allah..

ukhtifillah..
bukan maksudku menghujam kalian dengan lisan,
menegurmu dengan lantang,
bukakan pintu maaf dari akhwat yang penuh khilaf ini,,
akupun sadar, bahwaku belum lebih baik dari kalian....


ya akhi..
aku yakinkan kalian mampu menjaga kehormatanku..
kalian tundukkan pandangan, namun tak putus ukhwah..
kalian menjaga hijab,, dengan tetap menjaga...
kalian berhati lapang,, yang dengan sabar mampu membimbing dan memimpin kemana arah tujuan hidup..
kalian tetap gagah, dengan kearifan.....


karenaku memang hanya akhwat biasa...
akhwat akhir zaman, yang mencoba menjadi sholehah...

Keponakan'Q Banget

Waktu mudik ke kampung kemaren pas Ramadhan, aku jadi bisa ngerasain apa yang dirasakan sama Kang Irham_Kendari. Ternyata kita berdua punya sebuah persamaan, yaitu punya bejibun yang namanya KEPONAKAN dan sepupu yang masih berbentuk kurcaci.... 
sampe gak muat ni jari kalo mau di hitung semua. Ada si Reno, Mega, Aisyah, Dinda, Riska, Tyas, Titis, Galuh, Adit, Dian, Agung, Arum, serta yang masih dalam kandungan sekarang.
Kadang malah aku gak tau kalo si A ato B itu sepupu ato ponakan aku, karena mereka ada di seberang pulau nan jauh di matoo, Hehehehe...
Soal kelakuan dan karakter, masing-masing mereka berbeda. Ada yang paling pendiam sampai paling ceriwis, dari murah senyum, pemarah, cengeng, manja, jahil, dari yang tomboi sampe yang bencong pun ada.
Tapi ya gitu dech, namanya juga anak-anak, mereka kadang punya dunia sendiri untuk berekspresi.
kalo mereka lagi ngumpul dirumah, wuihhhhhh jangan harapkan kenyamanan. tapi juga kalo mereka lagi tidak ada, dunia terasa sepiii boo.... ^_^
Nih dia, beberapa aksi mereka yang sempat aku abadikan waktu belajar jadi Paparazi, heheheh....