^^

Senin, 31 Desember 2012

Tahun Baru..


Pergantian tahun selalu disambut meriah. Entah apa yang bikin orang happy banget menyambut tahun baru. Riuhnya suara terompe, petasan gemerlap kembang api yang harganya bisa menutupi biaya sekolah anak sekampung, pawai kendaraan yang bebas tilang polisi, seolah tidak mengenal kesusahan beruntun yang menimpa rakyat Indonesia.
Untuk siapa dan untuk apa ya sukaria itu?
Bersenang-senang tentu tidak salah, tapi jangan mubazir. Husnuzhonnya sih, semua yang bergembuira ria menjelang pergantian tahun, tentu bahagia karena tahun yang penuh musibah akan segera berlalu. Tapi coba ingat deh, bahwa yang berganti sebenarnya Cuma kalender doing. Harinya tetap sama, senin sampai ahad. Lingkungan yang kita tinggali masih sama, banyak banjir, barang-barang mahal dan cari kerja susah. Nggak bakal ada perubahan yang menyenangkan kalau setiap anak bangsa tidak belajar dari kesulitan yang telah lalu. So, buang jauh-jauh ‘Topeng Sukaria’ di akhir tahun. Menangis lebih layak kita lakukan karena seabrek kelalaian masih saja kita kerjakan.

v  Jika Tak Ingin Bencana Mampir Lagi
Menyikapi pergantian tahun, terutama tahun hijriah yang penuh semangat hijrah Rasulullah SAW, ada baiknya kita koreksi diri lagi sudah benarkah kita dalam menapaki tahun-tahun yang silih berganti.
Dari Abdullah bin Umar RA berkata :
“Rasulullah SAW menghadap kearah kamiseraya bersabda :
“Wahai kaum Muhajirin, ada lima hal yang aku berlindung diri kepada Allah SWT agar kalian tidak menjumpainya, (1) tidaklah menyebar perbuatan keji (zina) pada suatu kaum hingga mereka terang-terangan melakukannya melainkan mereka akan ditimpa wabah-wabah penyakit dan kelaparan yang belum pernah menimpa orang-orang sebelum mereka. (2) tidaklah suatu kaum yang mengurangi takaran (dalam Jual-beli) melainkan mereka akan ditimpa paceklik, sulit mendapatkan makanan dan jahatnya penguasa. (3) tidaklah suatu kaum yang enggan mengeluarkan zakat dari harta mereka melainkan akan terhalang air hujan dari langit, kalau saja bukan karena (ada) binatang niscaya tidak diturunkan hujan. (4) tidaklah suatu kaum mengingkari janji melainkan Allah SWT akan menguasakan atas mereka musuh-musuh yang bukan dari golongan mereka, mereka mengambil sebagian harta yang ada ditangan mereka. (5) dan selama pemimpin-pemimpin mereka tidak menerapkan hukum Allah SWT dan memilah-milih apa yang Allah SWT turunkan dalam kitab-Nya, niscaya Allah SWT akan menjadikan saling berkeras-kerasan di antara mereka.” (HR Ibnu Majah dan Al-Hakim)
Subahanallah, apa yang disampaikan Rasulullah diatas, ternyata kejadian bener di Negara kita. Semua terbukti 100%. Tapi sayangnya, bukti yang terjadi kebanyakan bukti jeleknya.
So, bagaimana menurut temen-temen sekalian, apakah semua bencana itu kan berhenti? Tentu tidak, jika masing-masing dari kita masih selalu memikirkan apa yang terbaik untuk diri sendiri. Jika semua pejabat masih berkoar “demi kepentingan rakyat”, padahal demi kepentingan perutnya, teguran Allah akan terus datang.
Walaupun kita bukan pejabat, bukan penguasa, atau bukan pemegang kebijakan, tapi mencegah bencana dengan meninggalkan apa yang ditakuti oleh Rasulullah tadi wajib kita lakukan. Mencegah bencana, baik kecil atau besar, manfaatnya bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang banyak di sekeliling kita. Joseph Campbell mengatakan, “pada saat kita berhenti berpikir tentang diri kita sendiri, kita sebenarnya tengah mengalami perubahan hati nurani yang sungguh heroic.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar